Jumat, 30 Desember 2011

MIKROBIOLOGI



LAPORAN MIKROBIOLOGI

UJI AKTIFITAS BUAH BELIMBING WULUH  PADA BAKTRI  JERAWAT





OLEH :


BEATRIANA ESTER NAHAK (10.012)

AKFAR A



AKADEMI PUTRA INDONESIA MALANG

JLN BARITO 5  MALANG
2011
BAB 1

PENDAHULUAN



1.1.Latar belakang

Jerawat adalah suatu kondisi kulit yang tidak normal di mana terjadi infeksi dan radang pada kelenjar dan banyak minyak pada kulit pada manusia.Jerawat bentuknya tidak sedap dipandang mata, mengganggu dan membuat kita tidak pede  didepan umum. Jerawat pun juga terkadang berasa sakit jika disentuh sehingga  kita ingin segera sembuh dari serangan jerawat
Jerawat biasanya dapat timbul dan terjadi karena hal-hal seperti : adanya sumbatan lapisan  kulit mati pada pori-pori yang terinfeksi , kelenjar minyak yang diproduksi terlalu berlebih, atau karena faktor genetik turunan orangtua, faktor hormon seperti ada saat purbertas menginjak belia, adanya iritasi kulit, gaya hidup stres,pil KB
Adapun hal  lain ya mengakibatkan timbulnya jerawat yaitu kosmetik yang mengandung banyak minyak  atau penggunaan bedak yang menyatu dengan foundation sehingga menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori, dan lapisan kulit  mati yaang tidak dibersihkan akan menyumbatpori-pori dan membentuk komedo.
Jerawat akan terus tumbuh jika tidak diobati dengan benar dan akan memyebabkan kanker pada kulit. Di zaman sekarang banyak yang terkena jerawat ada yang dimuka bahkan diseluruh tubuh. Kebanyakan orang mengobati dengan obat-obat medern dan melakukan berbagai alterntif lain yang bisa menyembuhkan. Tapi kadang tidak ada hasilnya. Salah satu cara pengobatannya dengan cara tradisional yaitu dengan buah belimbing.




Buah  belimbing buluh dengan nama latin Averrhoa bilimbi merupakan tanaman yang mempunyai buah berasa asam yang kaya khasiat sering digunakan sebagai bumbu sayuran atau campuran jamu dan masih banyak gi manfaatnya diantaranya : sirup, bumbu masakan atau sayur, membersihkan noda pakaian, mengkilatkan barang-barang dari kuningan, dan sebagai bahan obat tradisional.
Selain buah, daun dan batangnya juga bisa dijadikan campuran obat. Ini lantaran beberapa zat kimia yang terkandung pada tanaman seperti sponin, tanin, glucoside, kalsium oksalat, sulfur, asal format, dan peroksidase yang terkandung pada batang belimbing wuluh. Juga tanin, sulfur, asal sulfat, peroksidase, kalsium oksalat dan kalium sitrat pada daunnya. Sedangkan buah belimbing wuluh sendiri berkhasiat sebagai analgesik, dan diuretik dan utuk jerawat.
 

1.2.Tujuan :

ü  Untuk membuktikan secara empiris bahwa buah belimbing dapat digunakan sebagai antibakteri acne.
ü  Untuk Mengetahui pengaruh buah belimbing terhadap perkembangan bakteri acne.
1.3.Manfaat  :
ü   Dapat mengetahui aktifitas buah belimbing terhadap bakteri jerawat.
ü  Dapat memanfaatkan buah belimbing sebagai obat jerawat









BAB 11
TINJAUANPUSTAKA

2.1. Pengertian :
 Jerawat adalah suatu kondisi kulit yang tidak normal di mana terjadi infeksi dan radangpada kelenjar dan banyak minyak pada kulit manusia. Jerawat bentuknya memang tidaksedap dipandang mata, mengganggu dan membuat kita tidak pede di depan umum.Jerawat pun juga terkadang berasa sakit jika disentuh sehingga kita ingin segera sembuhdari serngan jewarat
Ada beberapa tipe-tipe jerawat  diataranya :
  1. Komedo
Komedo merupakan pori-pori yang tersumbat, bisa terbuika  dan tertutup. Komedo yang terbuka (blackhead), terlihan pori-pori yang membesar damn menghitam. Komedo tertutup (whitehead) memliki kulit yang tumbuh diatas pori-pori  yang tersumbat hingga terlihat seperti tonjolan  putih kecil. Jerawat jenis ini di sebabkan oleh sel-sel kulit mati  dan sekresi kelenjar minyak berlebihan  pada kulit.
  1. Jerawat biasa
Jenis jerawt ini bisa di kenal, tonjolan kecil berwana pink atau kemrahan. Terjad kare na pori-pori  yang tersumbat terinfeksi oleh bakteri. Bakteri yang menginfeksi bisa dari waslap,kuas make up,jari tangan, telepon,stres, hormon dan udara yang lembab dapat memperbesar timbulnya jerawat.
  1. Jerawat batu  (crysti acne)
Crystic acne  merupakan jerawat yang besar-besar, dengan peradangan hebat bekumpul di seluruh muka. Penderita  crystic acne biasanya berasal dari  anggota keluarga.

2.2. Cara Mengatasi jerawat :
1. Rajin Membersihkan Wajah / Muka
Rawat wajah kita sebaik mungkin dengan membuatnya tetap bersih. Kenali jenis kulit kita sebelum memilih sabun dan pembersih wajah.Sering membersihkan wajah akan sangat baik sekali tertama setelah bepergian ke tempat yang berudara kotor debu dan polusi.
Untuk perangkat pembersih muka ada baiknya memilih sabun yang khusus untuk kulit wajah yang kemudian dilanjutkan dengan lotion/cairan pembersih wajah dengan PH normal / PH balanced agar dapat mengangkat kotoran wajah dan minyak yang menempel erat.
2. gaya hidup sehat
Makanlah makanan yang bergizi dan tidak berlebihan terutama makanan yang mengandung banyak minyak, banyak pengawet, berpenyedap rasa kuat, pedas.Hindarilah makanan dan minuman yang mengandung banyak lemak dan kolesterol serta makanan yang dapat memicu jerawat seperti keju, susu full cream, gorengan dan Olahraga yang teratur, tidak begadang, tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkoba, dll
3. Obati Jerawat Yang Tidak Kunjung Sembuh Ke Dokter  spesialis kulit
Jika jerawat terus membandel tidak mau hilang setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan sendiri, maka sebaiknya kita konsultasi dengan dokter spesialis kulit untuk mendiskusikan jerawat yang kita miliki. Dokter akan membantu menghilangkan jerawat serta meminimalisir terbentuknya flek noda hitam pada wajah bekas jerawat.
4. Dengan mengunakan tumbuhan
Salah satunya yaitu dengan buah belimbing dengan nama latin Averrhoa bilimbi yang merupakan tanaman asli Amerika yang tumbuh subur didaerah yangb banyak mendapat sinar matahari lansung tetapi cukup kelembaban udaranya. Belimbing wuluh ini merupakan tumbuhan berbatang keras yang memiliki ketinggian mencapai 11M dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab.
Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barang-barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional.  Tanaman ini dapat di Perbanyakan dengan biji dan cangkok.



2.3.Peta Konsep :
Rectangular Callout:   Uji Aktivitas Buah Belimbing Pada Jerawat 












Rectangular Callout: Metode Hole
 





BAB III

METODE PENELTIAN



3.1.Pengujian aktifitas buah belimbing terhadap bakteri jerawat dilakukan di laboratoriu mikrobiologi pada :

                              Hari / tanggal         : Senin , 30 Mei 2011
                               Waktu                    : 07.30- selesai
                               Tempat                   : Loboratorium Mikrobiologi


  1. Alat  :                                                                  Bahan :                                              

    • Cawan petri                                          @   NA (Nutrient Agar)
    • Mortir
    • Stamper
    • Erlenmeyer
    • Batang pengaduk
    • Sendok tanduk
    • Kertas perkamen
    • Cutton buth
    • Lampu spiritus
    • Kaki 3
    • Asbes.





3.2.Prosedur Pembuatan :

  1. sterilisasi alat dengan autolkaf
    1. tuang air suling kedalam autoklaf sesuia dengan petunjuk penggunaan
    2. tatalah peralatan atau medium yang akan disterilisasi pada keranjang autoklaf sedemikian rupa sehngga uap dapt bergerak bebas selama sterilisasi
    3. tutup autoklaf dengan benar dan kunci
    4. buka pengatur klem pengaman, hubungan dengan sumber pemanas
    5. bila uap mulai keluar dengan bunyi keras (bunyi mendesis), tutup klem pengaman, sehingga tekanan dalam autoklaf naik bdan dapat dibaca pada pengukur tekanan.
    6. Bila alat pengukur tekanan sudah mencapai suhu 15psi atau 1atm (atau suhu berapapun tekanan yang diperlukan untuk mencapai shu 1210C) kurangi pemanasan seperlunya  apabilamenggunakan nyala api.
    7.  Terilisasi peralatan atau media dengan cara mempertahankan tekanan pada 1 atm selama 15 menit
    8. Pada akhir sterilisasi, matikan sumber pemanas tekanan menjadi nol.
    9.  Bila tekanan dalam autoklaf sudah menjadi nol dan suhu turun jauh dibawah 1000C, buka klem pengaman dan keluarkan sisa uap dalam autoklaf
    10.  Kemudian lepaskan kunci autoklaf dan buka tutup autoklaf
    11. Segerah menjauh dari autoklaf agar tidak terkena uap yang masih ada dan tunggu sampai semua uap keluar dari autoklaf  kemudian keluarkan semua peralatan dan media.
  1. Pembuatan Media
*      timbang NA masukan dalam air
*      panaskan hingga mendidih, sambil diaduk ad homogen
*      setelah dingin, bungkus dengan kertas cokla.
*      masukan dalam autoklaf

3.serilisasi media pertumbuhan
  1. masukan media yang sudah isterilkan kedalam cawan petri secara aseptis
  2.  inkubasikan ( tidak usah dibalik)pada suhu 370C sellama 24 jam
4.pembiakan Bakteri
  1. Siapkan 2 cawan  petri yang berisi media NA
  2. Ambil cuttonbud  steril oleskan pada jerawat
  3. Letakan pada media dan goreskan zig-zag
  4. Inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.

5.Pengujian Aktifitas
v  Metode Hole :
a.       Tuang Media pada cawan petri
b.      Ambil bateri  yang sudah ditumbuhkan goreskan  zig-zag pada cawan yang berisi media
c.       Lubangi bagian tengah dengan menggunakan alat sumuran, kemudiaan masukan sampel (air buah belimbing) 1 tetes kedalam ubang tersebut.
d.      Setelah itu inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam
e.       Amati  dan cacat hasilnya.















BA IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data hasil pengamatan:
a)      Nutrien Agar (NA)
Berat NA yang di timbang adalah : 1,305g

          Pembiakan : 1                                                               2
                                                                       

   

Pengujian Aktivitas dengan Metode Hole :
  1.    



   Perhitungan   Zona Bening                                             

                                    


4.2 Analisa Prosedur :

Sebelum mempergunakan  peralatan pertama-tama di cuci, dibungkus dengan kertas coklat (yang mengkilat berada diluar) kemudian sterilkan ke dalam autoklaf. Sambil menunggu alat-alat steril timbang NA (Nutrien Agar) larutkan dengan aguadest dalam erlenmeyer  panaskan hingga mendidih ( bening). Setelah itu tunggu sampai dingin dan masukan dalam  cawan petri dan masukan dalam inkubator. Untuk pengujian aktitas bakteri menggunakan air buah belimbing yang sudah tumbuk dan ambil airnya kemudian masukan pada media dan tunggu 1X24 jam. Setelah pengamatan lakukan pergitungan zona bening.

4.3 Analisa  Hasil :

Dari percobaan  hasil NA yang saya lakukan  telah memenuhi persyaratan menjadi media yang baik dan  berhasil menumbuhkan  bakteri dan pengujiannyapun memperoleh hasil yang baik pula.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan :

Di lihat dari data hasil praktikum yang saya peroleh ternyata buah belimbing bisa di manfaatkan untuk menbunuh  bakteri yang ada  pada jerawat.





DAFTAR PUSTAKA :

  1. Buku panduan mikrobiologi
  2. http//www.google.co.id/penyebabjerawat /
  3. http//www.google.co.id/pembiakan dan isolasi bakteri/
  4. Buku pembiakan mikrobiologi

SKRINING FITOKIMIA


LAPORAN FITOFARMASI
SKRINING FITOKIMIA



OLEH :
BEATRIANA ESTER NAHAN (10.012)
AKFAR A



AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


BAB 1
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam seperti tanaman obat yang sangat melimpah. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern ini, penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas. Hal ini dapat dilihat dari program pemerintah yaitu back to nature
Salah satu pemikiran back to nature adalah penggunaan obat tradisional, baik berupa jamu, OHT ataupun fitofarmaka. Meluasnya penggunaan obat tradisional, disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan alami. Akan tetapi, selama ini pengetahuan tentang obat tradisional hanya diperoleh melalui informasi tetapi masih belum dieksplorasi. Untuk itu diperlukan penelitian tentang penggunaan obat tardisional, sehingga nantinya obat tersebut dapat digunakan secara aman dan efektif dan dapat mengembangkan industri farmasi khususnya di Indonesia.
Perkembangan industri farmasi diindonesia perlu dikaji terutama dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan mengurangi ketergantungan impor pemilihan jenis bahan baku obat  yang akan dikembangkan perlu dilakukan  dengan saksama apakah lebih memilih obat baru atau obat yang perlindungan patennya sudah kadaluarsa. Sebisa mungkin langka-langkah pengembangan obat perlu diperhatikan untuk mengejar ketinggalan indonesia dalam pengembangan bahan baku obat tersebut agar masyarakat indonesia bisa meningkatkan kemampuan dan reaktivitas dalam mengelola suatu bahan baku menjadi obat tradisional dan bisa ditingkatkan menjadi Obat Herbak Terstandar (OHT) dan fitofarmaka.
Perkembangan jamu menjadi fitofarmaka tentu melalui proses yang sangat panjang seperti uji keamanan pada jamu, uji khasiat, empiris dan turun-temurun dan pada OHT UJI uji keamanan, Uji khasiat dan uji pre klinis sedangkan pada fitokimia dilakukan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan suatu analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan. Skring dapat dilakukan dengan metode KLT (kromatografi Lapis Tipis) karena KLT mempunyai beberapa kelebihan dibanding kromatografi kertas yaitu dapat mengahasilkan pemisahan lebih sempurna,kepekaan yang lebih tinggi,dilaksanakan hanya beberapa menit saja, dapat dipakia preaksi kolosif, dapa dipakai senyawa hidrofob. Pada penggunakan KLT menggunakan fase gerak dan fase diam dimana fase diam menggunakan silika gel. Fase diam (lapisan penyerap) yang khusus digunakanuntuk KLT yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan. Silika gel ini menghasilkan perbedaan dalam efek pemisahan yang tergantung pada cara pembuatannya. Selain itu fase gerak (pelarut pengembang) ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak ini menggunakan eluena dan etil asetat karena bersifat kepolaran dari minyak atsiri dengan perbandingan (93:7) juga menggunakan eluena IPA dan aquadest (1/3:1/4)  
2.2 Tinjauan Tentang Metode KLT (Kromatogfafi Lapis Tipis)
KLT (Kromatogfafi Lapis Tipis) adalah metode pemisahan fitokikimia lapisan yang memisahkan,yang terdiri atas bahan berbtir-butir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan, berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak atau noda (awal), setelah plat atau lapisan ditaruh dalam bejana tetutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak) pemisahann terjadi perambatan kapiler.
2.3 Tinjauan Tentang Metode Tabung
Metode Tabung merupakan metode yang paling sederhana karena tidak menggunakan alat yang canggih dan masih manual. Sebelum melakukan uji tabung terlebih dahulu alkukan uji pendahuluan dengan menggunakan larutan KOH 5% yang menghasilkan warna intensif. Selanjutnya melakukan pengujian metode tabung  pada beberapa senyawa  misalnya alkaloid,tanin, saponin,polifenol dll dengan menggunakan beberapa pelarut  diantaranya Nacl 2%, Fecl.NaOH 2N dll.
2.4 Tinjauan Tentang Tanaman
Daun sirsak (Annonae muricatae folium) mempunyai daun yang tunggal, warna kehijauan sampai hijau kecoklatan.helaian daun sepeti kulit, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik,panjang helaian daun 6cm-18cm,lebar 2cm.ujung daun meruncing,pendek,pangkal daun runcing,tepi rata,panjang tangkai daun lebih kurang 0,7cm,permukaan agakl licin mengkilat,tulang daun menyirip,ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah.
Pemerian daun berbau agak keras,rasa agak kelat.
Kandungan Daun Sirsak  :  senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin.  Senyawa kimia Daun sirsak : antara lain. Alkaloid non toksik, flavonoid, glikosid, steroid, saponin, tanin, calsium oksalat.
3.1 Senyawa Uraian Yang akan diteliti
3.1.1. steroid / triterpenoid
Triterpeoid adalah seyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprane dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C3O a siklik yaitu skulen. Senyawa ini berstruktur siklik yang hisbi rumit kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau sama karbohidrat. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Buchard (aldehida asetat –H2S04 pekat) yang  dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau-biru ( Harbone, 1987)
3.1.2. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstrasi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan  air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenil oleh karakter itu warnnya berubah bila ditambah basa atau amonia. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjungsi sehingga kan menunjukan  pita serapan yang kuat pada sinar UV(ulta violet) dan sinar tampak (Harbone 1987)
3.1.3.Tanin
            Tanin meruapakan senyawa polivenol yang berarti termasuk dalam senyawa fenolik.tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air.
3.1.4.Saponin
Saponin atau glikosida sapongenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar lus dalam tanaman. Tipe saponin terdiri dari sapongenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula.saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah, sering digunakan sebagai detergen (Clauss dkk 1970)
3.1.5. kumarin
Kumarin adalah turunan benz-alfa-piron ditemukan tersebar luas dalam tumbuhan aktifitas biologi yang dimiliki oleh senyawa kumarin, anti bakteri analgesik (franswarth 1966)











BAB III
METODOLOGI KEJA

Cara Kerja Metode Tabung                                                                                                       
4.1. Uji Pendahuluan                                             4.1.1. uji alkaloid
2 gram + 10 ml air                                                  500mgserbuk + 1ml HCL 2N + 5ml air

Disaring dengan kertas saring                                                dinginkan disaring
                                                                                        
larutantan  bewarna kuning kemerahan                                  filtrat 2 gtt                                                                     
                                                                        
+ KOH 5% 3 tetes        2gtt bouchadat (A)         2gtt buochadat (A)    tabung B
 
   Warna intensif                                                   hitam ad coklat           ft2gtt draendro                                                                             
                                                                                                                  
                                                                                                                       endapan                                                                           






.1.2.Uji Tanin
2 gram serbuk + 30ml air dipanaskan diatas tangas air 300

Disaring filtrat 5ml

+  NaCL 2% 1ml

      Endapan            disarng

Gelatin 1% 5 ml

     Endapan

4.1.3. Uji Saponin
500mg serbuk + 10ml air panas

Dinginkan

Kocok kuat 10’

Terbentuk buih + 1tetes HCL 2N               Buih tidak hilang
4.1.3.Uji polivenol                                      4.1.4 uji glikosida
2 gram serbuk +10ml air                              200mg serbuk + 5ml H2S04 2N               dinginkan

Saring panas                                                 10ml benzena / benzolp

Filtrat + FeCL 3 tetes                                              kocok             diamkan

              Hijau biru                                          larutan benzen (buih)

                                                                     + 1ml NaoH 2N

                                                                         Merah intensif
Uji Kualitatif Secara KLT
                                        Serbuk simplisia (2-3 gram)
                                                                Disari dengan petroleum eter 10ml 500 selama 5 menit

Flowchart: Alternate Process: Fraksi p-eter dibuangOval: sisa                          Disari dengan kloroform- asam asetat
                            (99:1)19ml 500C selama 5menit







Flowchart: Alternate Process: Fraksi CHCL3-HaC (lar A)


          Disari dengan metanol-asam asetat (49,5-1) 1ml
Oval: sisa
Fraksi CHCL3-met-Hac (lar B)
 
                500C selama 5menit


Oval: sisa 


Flowchart: Alternate Process: Fraksi met-air (lar C)Disari dengan metanol –air (1:1) 10ml, 500C, 5menit








Oval: Sisa dibuang
 







Keterangan :
·         Larutan A : untuk uji antrakinon, flavonoid, kumarin, dan sterol
·         Larutan B : untuk uji glikosida antakinon, glikosida kumarin, saponin dan tanin.
·         Larutan C : untuk uji karneldehida, saponin, glikosida flavonoid, glikosida antrakinon.

Sistem KLT yang digunakan :
·         Larutan A :
v   Fase gerak : eti asetat benzenan (9:11)
v  Fase diam : silika gel Gf 254
·         Larutan B :
v  Fase gerak : 1. N-butanal-asam asetat-air (5:4:1)
                                2.Etil asetat-asam fomiat-asam asetat-air (100:11:12:27)v/v
                                3. etil asetat-metanol-air (100:13,5:10)b/v
·         Larutan C :
v  Fase gerak : kloroform-metanol-air (64:50:10)
Perhitungan Bahan
a.       Eti asetat - benzenan (9:11)
v  x 20ml  = 9ml
v   x 20ml = 11ml
b.      Etil asetat-metanol-air (100:13,5:10)
v   x 20ml = 17ml
v   x 20ml = 24 ml
v   x 20ml = 2ml
c.       kloroform-metanol-air (64:50:10)
v   x 20ml = 10,32ml
v   x 20ml = 8ml
v   x 20ml =  1,61ml





PROSEDUR KERJA KLT
1.Sebelum Penjenuhan                              gelas arloji
                    A.