LAPORAN FITOFARMASI
SKRINING FITOKIMIA
OLEH :
BEATRIANA ESTER NAHAN (10.012)
AKFAR A
AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam seperti tanaman obat yang sangat melimpah. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern ini, penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas. Hal ini dapat dilihat dari program pemerintah yaitu back to nature
Salah satu pemikiran back to nature adalah penggunaan obat tradisional, baik berupa jamu, OHT ataupun fitofarmaka. Meluasnya penggunaan obat tradisional, disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan alami. Akan tetapi, selama ini pengetahuan tentang obat tradisional hanya diperoleh melalui informasi tetapi masih belum dieksplorasi. Untuk itu diperlukan penelitian tentang penggunaan obat tardisional, sehingga nantinya obat tersebut dapat digunakan secara aman dan efektif dan dapat mengembangkan industri farmasi khususnya di Indonesia.
Perkembangan industri farmasi diindonesia perlu dikaji terutama dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan mengurangi ketergantungan impor pemilihan jenis bahan baku obat yang akan dikembangkan perlu dilakukan dengan saksama apakah lebih memilih obat baru atau obat yang perlindungan patennya sudah kadaluarsa. Sebisa mungkin langka-langkah pengembangan obat perlu diperhatikan untuk mengejar ketinggalan indonesia dalam pengembangan bahan baku obat tersebut agar masyarakat indonesia bisa meningkatkan kemampuan dan reaktivitas dalam mengelola suatu bahan baku menjadi obat tradisional dan bisa ditingkatkan menjadi Obat Herbak Terstandar (OHT) dan fitofarmaka.
Perkembangan jamu menjadi fitofarmaka tentu melalui proses yang sangat panjang seperti uji keamanan pada jamu, uji khasiat, empiris dan turun-temurun dan pada OHT UJI uji keamanan, Uji khasiat dan uji pre klinis sedangkan pada fitokimia dilakukan uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan suatu analisa kualitatif kandungan kimia tumbuhan atau bagian tumbuhan. Skring dapat dilakukan dengan metode KLT (kromatografi Lapis Tipis) karena KLT mempunyai beberapa kelebihan dibanding kromatografi kertas yaitu dapat mengahasilkan pemisahan lebih sempurna,kepekaan yang lebih tinggi,dilaksanakan hanya beberapa menit saja, dapat dipakia preaksi kolosif, dapa dipakai senyawa hidrofob. Pada penggunakan KLT menggunakan fase gerak dan fase diam dimana fase diam menggunakan silika gel. Fase diam (lapisan penyerap) yang khusus digunakanuntuk KLT yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan. Silika gel ini menghasilkan perbedaan dalam efek pemisahan yang tergantung pada cara pembuatannya. Selain itu fase gerak (pelarut pengembang) ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak ini menggunakan eluena dan etil asetat karena bersifat kepolaran dari minyak atsiri dengan perbandingan (93:7) juga menggunakan eluena IPA dan aquadest (1/3:1/4)
2.2 Tinjauan Tentang Metode KLT (Kromatogfafi Lapis Tipis)
KLT (Kromatogfafi Lapis Tipis) adalah metode pemisahan fitokikimia lapisan yang memisahkan,yang terdiri atas bahan berbtir-butir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan, berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak atau noda (awal), setelah plat atau lapisan ditaruh dalam bejana tetutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak) pemisahann terjadi perambatan kapiler.
2.3 Tinjauan Tentang Metode Tabung
Metode Tabung merupakan metode yang paling sederhana karena tidak menggunakan alat yang canggih dan masih manual. Sebelum melakukan uji tabung terlebih dahulu alkukan uji pendahuluan dengan menggunakan larutan KOH 5% yang menghasilkan warna intensif. Selanjutnya melakukan pengujian metode tabung pada beberapa senyawa misalnya alkaloid,tanin, saponin,polifenol dll dengan menggunakan beberapa pelarut diantaranya Nacl 2%, Fecl.NaOH 2N dll.
2.4 Tinjauan Tentang Tanaman
Daun sirsak (Annonae muricatae folium) mempunyai daun yang tunggal, warna kehijauan sampai hijau kecoklatan.helaian daun sepeti kulit, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik,panjang helaian daun 6cm-18cm,lebar 2cm.ujung daun meruncing,pendek,pangkal daun runcing,tepi rata,panjang tangkai daun lebih kurang 0,7cm,permukaan agakl licin mengkilat,tulang daun menyirip,ibu tulang daun menonjol pada permukaan bawah.
Pemerian daun berbau agak keras,rasa agak kelat.
Kandungan Daun Sirsak : senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Senyawa kimia Daun sirsak : antara lain. Alkaloid non toksik, flavonoid, glikosid, steroid, saponin, tanin, calsium oksalat.
3.1 Senyawa Uraian Yang akan diteliti
3.1.1. steroid / triterpenoid
Triterpeoid adalah seyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprane dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C3O a siklik yaitu skulen. Senyawa ini berstruktur siklik yang hisbi rumit kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau sama karbohidrat. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Buchard (aldehida asetat –H2S04 pekat) yang dengan kebanyakan triterpen dan sterol memberikan warna hijau-biru ( Harbone, 1987)
3.1.2. Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa yang larut air, dapat diekstrasi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenil oleh karakter itu warnnya berubah bila ditambah basa atau amonia. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjungsi sehingga kan menunjukan pita serapan yang kuat pada sinar UV(ulta violet) dan sinar tampak (Harbone 1987)
3.1.3.Tanin
Tanin meruapakan senyawa polivenol yang berarti termasuk dalam senyawa fenolik.tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tidak larut dalam air.
3.1.4.Saponin
Saponin atau glikosida sapongenin adalah salah satu tipe glikosida yang tersebar lus dalam tanaman. Tipe saponin terdiri dari sapongenin yang merupakan molekul aglikon dan sebuah gula.saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah, sering digunakan sebagai detergen (Clauss dkk 1970)
3.1.5. kumarin
Kumarin adalah turunan benz-alfa-piron ditemukan tersebar luas dalam tumbuhan aktifitas biologi yang dimiliki oleh senyawa kumarin, anti bakteri analgesik (franswarth 1966)
BAB III
METODOLOGI KEJA
Cara Kerja Metode Tabung
4.1. Uji Pendahuluan 4.1.1. uji alkaloid
2 gram + 10 ml air 500mgserbuk + 1ml HCL 2N + 5ml air
Disaring dengan kertas saring dinginkan disaring
larutantan bewarna kuning kemerahan filtrat 2 gtt
+ KOH 5% 3 tetes 2gtt bouchadat (A) 2gtt buochadat (A) tabung B
Warna intensif hitam ad coklat ft2gtt draendro
endapan
.1.2.Uji Tanin
2 gram serbuk + 30ml air dipanaskan diatas tangas air 300
Disaring filtrat 5ml
+ NaCL 2% 1ml
Endapan disarng
Gelatin 1% 5 ml
Endapan
4.1.3. Uji Saponin
500mg serbuk + 10ml air panas
Dinginkan
Kocok kuat 10’
Terbentuk buih + 1tetes HCL 2N Buih tidak hilang
4.1.3.Uji polivenol 4.1.4 uji glikosida
2 gram serbuk +10ml air 200mg serbuk + 5ml H2S04 2N dinginkan
Saring panas 10ml benzena / benzolp
Filtrat + FeCL 3 tetes kocok diamkan
Hijau biru larutan benzen (buih)
+ 1ml NaoH 2N
Merah intensif
Uji Kualitatif Secara KLT
Serbuk simplisia (2-3 gram)
Disari dengan petroleum eter 10ml 500 selama 5 menit
Disari dengan kloroform- asam asetat
(99:1)19ml 500C selama 5menit
Disari dengan metanol-asam asetat (49,5-1) 1ml
|
Disari dengan metanol –air (1:1) 10ml, 500C, 5menit
Keterangan :
· Larutan A : untuk uji antrakinon, flavonoid, kumarin, dan sterol
· Larutan B : untuk uji glikosida antakinon, glikosida kumarin, saponin dan tanin.
· Larutan C : untuk uji karneldehida, saponin, glikosida flavonoid, glikosida antrakinon.
Sistem KLT yang digunakan :
· Larutan A :
v Fase gerak : eti asetat benzenan (9:11)
v Fase diam : silika gel Gf 254
· Larutan B :
v Fase gerak : 1. N-butanal-asam asetat-air (5:4:1)
2.Etil asetat-asam fomiat-asam asetat-air (100:11:12:27)v/v
3. etil asetat-metanol-air (100:13,5:10)b/v
· Larutan C :
v Fase gerak : kloroform-metanol-air (64:50:10)
Perhitungan Bahan
a. Eti asetat - benzenan (9:11)
v x 20ml = 9ml
v x 20ml = 11ml
b. Etil asetat-metanol-air (100:13,5:10)
v x 20ml = 17ml
v x 20ml = 24 ml
v x 20ml = 2ml
c. kloroform-metanol-air (64:50:10)
v x 20ml = 10,32ml
v x 20ml = 8ml
v x 20ml = 1,61ml
PROSEDUR KERJA KLT
1.Sebelum Penjenuhan gelas arloji
A.
The King Casino - Herzaman in the Aztec City
BalasHapusThe King Casino worrione in Aztec City herzamanindir.com/ is งานออนไลน์ the place where you can find https://tricktactoe.com/ and play for real, real money. Enjoy a memorable stay at this 스포츠 토토 사이트 one-of-a-kind casino